Pasar yang Gelisah
Dinamika Pedagang Pasar Atas Bukittinggi hingga Lesunya Aktivitas Pasar Sejak Pembangunan Baru Jantung Kota. Di hari pertama menginjakan kaki di kampung halaman, beberapa teman yan
Poster merupakan salah satu media publikasi yang terdiri atas gambar, teks, atau gabungan antara teks dan gambar, dengan tujuan memberi informasi pada khalayak ramai. Poster juga digunakan untuk mempromosikan sebuah film. Poster film terdiri dari gambar dan teks. Seperti poster film Pengabdi Setan garapan sutradara Sisworo Gautama Putra, tahun 1982, yang menjadi media publikasi tentang sebuah film bergenre horor.
Seperti pada umumnya sebuah poster, pada poster film Pengabdi Setan tahun 1982, diisi dengan teks dan gambar. Teks yang dihadirkan dalam poster ini berupa judul film, nama sutradara, nama perusahaan produksi, nama para pemain, serta beberapa teks yang berasal dari dialog yang ada dalam film. Gambar yang digunakan dalam poster film ini pun, merupakan gambar yang diambil dari beberapa adegan dalam film Pengabdi Setan sendiri. Ada empat gambar yang dihadirkan dalam poster ini, yaitu gambar sosok-sosok hantu, kuburan dengan setengah badan manusia di atasnya, wajah wanita terkejut, dan gambar wanita dengan pakaian tidur.
Jika dilihat secara visual, poster film Pengabdi Setan tahun 1982 cocok dengan genre filmnya sendiri. Font judul, begitu juga gambar yang digunakan memberi penjelasan bahwa film Pengabdi Setan merupakan film horor begitupun pemilihan warna yang digunakan dalam poster ini. Penggunaan warna merah pada font judul, dan hitam pada background memberi kesan mistis yang kental pada poster film ini. Secara umum, warna merah melambangkan bentuk energi, dan secara psikologis warna merah memberi efek memacu debar jantung. Begitu juga dengan warna hitam yang secara umum melambangkan kematian, memberi kesam suram, dan menakutkan.
Jika dilihat dari elemen-elemen pada poster Pengabdi Setan tersebut, terdapat kecenderungan pemakaian warna-warna yang baku, seperti merah, hitam, kuning, dan biru. Selain itu, penggunaan gambar yang merupakan bagian dari adegan film merupakan bentuk baru dari poster film tahun 80-an. Dibandingkan poster tahun 60an dan 70an yang masih menggunakan ilustrasi manual, poster film 80-an sudah mengambil potongan adegan dalam film yang kemudian dijadikan elemen visual pada poster. Hal ini berkaitan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti yang dikatakan olah Sorcha Ni Fhlainn, pakar sinema kontemporer dari Manchester Metropolitan University, bahwa dekade 1980-an adalah detik-detik menjelang ajal segala sentuhan analog yang kemudian tewas dimakan revolusi teknologi.
Sejarah dalam Poster
Poster Film sebagai media publikasi film, tentu mencerminkan bagaimana perkembangan film itu sendiri. Jika dilihat dari gambar pada poster, terdapat gambar wanita yang menggunakan baju tidur dengan rok yang sedikit terbuka, itu artinya, film Pengabdi Setan walau pun film bergenre horor, namun film ini berisi konten sensualitas. Jika adegan sensualitas menjadi salah satu elemen dalam poster, menandakan bahwa konten sensual juga menjadi hal penting dalam film, yang berarti bahwa film-film Indonesia pada 1980-an dipenuhi dengan konten-konten sensual. Menurut Joko Anwar, salah seorang sutradara Indonesia, film-film Indonesia pada masa orde baru dipenuhi dengan genre horor, dan laga, di mana produksi film menggabungkan kekejaman di hampir semua scene, serta visual imaginatif. Pada rezim tersebut, sangat susah membuat film bernada serius, apalagi menyangkut politik. Akhirnya para produser film pun membuat film genre, karena film seperti itu tidak disensor secara ketat. Maka dari itu muncul film yang menampilkan kekejaman serta tampilan yang menjurus pada sensualitas.
Selain itu menurut Gope Samtani pendiri Studio Rapi Film, menyatakan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia percaya pada hal-hal gaib dan mistis, karena itu film bergenre horor mendapat tempat di masyarakat saat itu.
Poster sebagai Tanda
Seperti yang telah ditulis di atas, bahwa poster film ini merupakan bentuk baru dari poster-poster film yang ada pada era perfilman Indonesia sebelumnya. Dengan begitu, berarti poster film Pengabdi Setan ini tentu membawa tanda-tanda baru secara semiotik. Dengan adanya tanda-tanda baru, tentu juga ada makna-makna baru yang hadir di tengah masyarakat. Sebagaimana yang diterangkan Barthes, bahwa semiotik merupakan sistem tanda yang menyatu pada sebuah sistem makna.
Maka karena itu, poster dapat dikatakan sebagai sebuah sistem tanda. Pada poster film Pengabdi Setan yang cenderung menonjolkan sisi sensualitasnya, padahal film tersebut bergenre horor, tentu mempunyai maksud sistem tanda tersendiri.
Dari keempat potongan scene film pada poster tersebut, dapat dikatakan bahwa figur perempuan lebih mendominasi isi poster film Pengabdi Setan. Perempuan pada poster ini sudah dapat dikatakan sebagai tanda secara semiotik yang tentu membentuk sistem makna. Sistem makna yang dapat ditangkap adalah sensualitas. Figur perempuan pada poster tersebut merepresentasikan “setan” itu sendiri sebagaimana tajuk film ini. Figur perempuan yang dihadirkan dalam poster Pengabdi Setan baik yang berperan menjadi hantu ataupun tidak, sama sekali tidak menggambarkan sosok yang “menyeramkan” atau begitu menakutkan. Namun yang ditonjolkan malah sisi sensualitas perempuan itu sendiri, yang berarti kenikmatan atau surga dunia.
Lalu siapa yang menikmati? Tentu adalah “pengabdi” sebagaimana judul filmnya Pengabdi Setan. Lantas bagaimana menemukan penanda “pengabdi” itu? Poster film ini telah memberikan tanda secara semiotik, bahwa kehadiran sosok perempuan sebagai tanda yang merepresentasikan “setan” yang menjadi penanda akan sensualitas. Berdasarkan itu, tentu, “pengabdi” ditandai dari oposisi biner akan perempuan itu sendiri, yakni laki-laki. Laki-laki menjadi tanda representasi “pengabdi” pada film “Pengabdi Setan” ini, yang tentu saja peran tanda ini akan diperkuat pada isi film Pengabdi Setan ini.
Berdasarkan hal tersebut, berarti, poster film telah membentuk sistem makna sebagai penanda bahwa, laki-laki menjadi penikmat, dalam film ini dibahasakan sebagai pengabdi, perempuan. Tentu saja apa yang dinikmati laki-laki, tidak lain, hanya sisi sensualitas dari perempuan, yang tentu saja adalah seks. Walau pun, seks itu sendiri, sebagaimana pada film ini telah diberi penanda sebagai “setan” itu sendiri.
Pada poster film Pengabdi Setan ini, dapat dikatakan bahwa perfilman Indonesia saat itu sangat dipengaruhi oleh keadaan pemerintahan, dimana saat itu film-film Indonesia diisi dengan konten-konten sensual. Hal tersebut tampak pada visual-visual yang mulcul dalam poster film-film Indonsedia, salah satunya poster film Pengabdi Setan. Selain itu, poster ini juga menyampaikan sistem maknanya pada masyarakat, bahwa film Pengabdi Setan yang meskipun bergenre horor namun capaiannya adalah sensualitas dihadirkan melalui figur perempuan untuk dinikmati oleh laki-laki.
Dinamika Pedagang Pasar Atas Bukittinggi hingga Lesunya Aktivitas Pasar Sejak Pembangunan Baru Jantung Kota. Di hari pertama menginjakan kaki di kampung halaman, beberapa teman yan
DI era 1990-an, kita belum mengenal permainan modern seperti Playstation, online game, internet, dan komputer. Anak-anak juga belum mengenal ponsel, apalagi smartphone. Televisi pu
Andaikan seseorang meminta saya membangun jembatan atau membuat tiang jemuran, bisa dipastikan tak butuh waktu lama bagi saya untuk menolaknya sebab saya tidak tertarik sama sekali
Manas ciek luh! adalah ungkapan anak-anak Minangkabau di dalam sebuah permainan. Ungkapan tersebut bertujuan untuk meminta jeda sejenak bisa jadi karena kelelahan, haus, kaki kesem
Nagari Pandai Sikek terkenal dengan kerajinan songket yang sangat diminati oleh wisatawan terutama wisatawan asing dan wisatawan dari luar Sumatra Barat. Nagari ini terletak di kak
Kota Bukittinggi adalah kota yang dikenal sebagai kota wisata. Ada banyak pilihan tempat yang bisa dihabiskan bersama keluarga. Ada kebun binatang Kinantan, Jam Gadang, Ngarai Sian
Pameran ini merupakan pertunjukan lukisan dan sketsa Harmen Moezahar yang mengambarkan suatu kecenderungan yang muncul secara global pada seluruh karyanya. Istilah teater yang dima
Seniman adalah manusia, selama hidupnya berlangsung dan jiwanya berkembang, sebagai manusia ia menjadi bagian dari masyarakat bahkan hasil dari masyarakat itu sendiri. Sejatinya ma
Bioskop Taman kali ini menampilkan salah satu film neorealis Italia karya Luchino Visconti yang berjudul La Terra Trema atau jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Bum