TULISAN KAWAN KITA TULISAN KAWAN KITA TULISAN KAWAN KITA
TULISAN KAWAN KITA TULISAN KAWAN KITA TULISAN KAWAN KITA
January 18, 2020

Pameran ini merupakan pertunjukan lukisan dan sketsa Harmen Moezahar yang mengambarkan suatu kecenderungan yang muncul secara global pada seluruh karyanya. Istilah teater yang dimaksudkan pada tema merujuk pada suatu kecenderungan teatrikal yang hadir pada karya-karya Harmen, yaitu keterikatan setiap objek dalam sebuah ‘sandiwara’.
Masing-masing karya merujuk pada sebuah cerita spesifik yang melatari terciptanya setiap karya. Objek-objek yang ada dalam lukisan Harmen memiliki peran masing-masing yang terikat dalam sistem cerita. Masing-masing objek tidak mampu hadir mewakili keseluruhan maksud lukisan tanpa keberadaan objek lain karena kebergantungan perannya pada peran objek lain. Maka setiap karya hampir tidak bebas interpretasi, sebab Harmen sebagai ‘sutradara’ menentukan plot yang menggiring penikmat pada satu penafsiran yang utuh. Agaknya pengalaman harmen yang pernah tergabung dalam kelompok teater selama enam tahun mempengaruhi kecenderungan harmen yang mengangkat beberapa objek yang memiliki peran dan terikat satu sama lain.
Kecenderungan ini tampak pada keseluruhan karya, baik yang berangkat dari cerapan visual maupun imajinasi akan pengalaman pribadi. Pada karya Ngarai keutuhan cerita dibangun oleh keberadaan objek ngarai, pohonpohon, langit, dan objek lainnya yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem cerita dibangun. Kecenderungan teatrikal itu lebih kentara pada karya-karya yang berangkat dari visualisasi imajinasi Harmen akan pengalaman tertentu yang membangun sebuah cerita. Karya Dunia Nenek bercerita tentang orang tua yang mendongeng tentang QS Al-Fiil dengan objek nenek dan
visualisasi tentara gajah. Pada karya Maka Sempurnalah Penderitaannya di Muka Bumi, kecenderungan itu hadir lebih jelas dan spesifik, sebab karya ini berangkat dari kisah hidup seseorang dan diceritakan kembali oleh Harmen dalam lukisannya.
Karya-karya Harmen juga merupakan ilustrasi atas rekaman memori terhadap cerapan visual yang pernah ditangkap, atau imajinasi akan pengalaman yang pernah dirasakan tentang personal baik diri sendiri maupun orang lain. Kecenderungan pemilihan objek juga tidak dapat dilepaskan dari faktor lingkungan yang melingkupi keseharian Harmen, seperti ngarai, masyarakat dan kebudayaan rakyat berburu babi di Koto Gadang. Pada akhirnya karya-karya Harmen berfungsi sebagai catatan dan penanda atas memorinya.
Persoalan teknis bukanlah hal yang esensial dari karyakarya Harmen, sebab Harmen adalah pelukis yang cukup banyak melakukan eksplorasi dengan sedikit pendalaman karakter, walaupun karakter garis dan pemilihan warnanya cukup dapat dikenali. Hal ini penulis sadari ketika Harmen bercerita tentang masing-masing karyanya, bahwa estetika dari karya-karya Harmen adalah ciri khasnya seorang bapak yang mendongeng, atau penyusun naskah sebuah drama. Yang menjadi esensi dari karya-karya Harmen adalah keutuhan cerita yang spesifik dibalik penciptaan masing-masing karya.

Kurator
Teater “Memori” Harmen Moezahar Solo Exhibition
Hidayatul Azmi

Categories: catatan program