TULISAN KAWAN KITA TULISAN KAWAN KITA TULISAN KAWAN KITA
TULISAN KAWAN KITA TULISAN KAWAN KITA TULISAN KAWAN KITA
January 26, 2017

Wajah, dari penjelasan singkat dalam KBBI adalah bagian depan dari kepala atau apa-apa yang tampak lebih dulu dan menandai identitas sesuatu. Yang tampak secara fisik pada wajah dan biasanya dianggap cukup untuk menilai sebuah kesan, apakah itu menyenangkan, ramah, lembut, keras, seram, dan sebagainya. Kenyataannya wajah tak selalu cantik dan mulus atau apapun itu yang biasa dianggap ideal. Bisa saja sisinya rusak, berjerawat, keriput, atau codet. Maka dilakukan berbagai upaya demi sebuah wajah yang ideal itu, boleh lah kita misalkan make-up. Namun berbagai kendala dan keterbatasan kadang membuat wajah (terpaksa) tampil apa adanya.

Dalam rentangan waktu, secara fisik wajah kota Bukittinggi terus berubah. Teknologi, sosial budaya, pemerintahan, pertumbuhan penduduk, mempengaruhi kebutuhan masyarakat yang terus berubah dan terus mengubah wajah kota. Begitupun usia kota, musim dan cuaca turut mengubah tekstur pada wajah kota. Dari perubahan yang signifikan hingga yang tak disadari terus berlangsung.

Perubahan wajah kota menjadi yang sekarang  tak lepas dari sejarah kota Bukittinggi yang tumbuh dari lalu lintas perdagangan dan pusat pertahanan kolonial pada abad ke-19. Latar belakang sejarah ini telah mendorong perkembangan bentuk fisik kota. Beberapa bangunan masih menyisakan jejak-jejak sejarah yang mempunyai arti dalam perubahan wajah Kota Bukittinggi, seperti deretan toko Los Saudagar, Benteng Fort de Kock, Jam Gadang, dan Istana Negara. Perkembangan itu juga didukung potensi alam dan objek wisata yang menjadikannya kota wisata.

Wajah Kota Bukittinggi adalah apapun itu yang menandai identitasnya, apakah bentuk fisiknya, karakter masyarakatnya, julukan kota wisata, peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi di sana, pemerintahan sebagai bagian integral di dalamnya dan lain-lain. Pameran Wajah Kota merupakan potongan-potongan pengamatan wajah Kota Bukittinggi dengan berbagai dimensinya melalui kacamata seni yang tertuang dalam 40 karya anggota Ladang Rupa. Melalui kaca mata seni hal-hal yang direspon oleh seniman mengenai wajah kota Bukittinggi ditampilkan kembali menjadi sebuah relitas baru yang membawa beragam wacana. Begitupun juga bagaimana masyarakat memahami setiap karya, dan membaca wajah kota ini dengan cara seni.

Categories: catatan program